Selayang Pandang !

Surabaya merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia. Kota yang dijuluki ‘Kota Pahlawan’ ini menyimpan banyak sekali cerita perjuangan bangsa pada saat memukul mundur penjajah di masa lalu. Tak heran jika di setiap sudut kota Surabaya banyak berdiri bangunan maupun pemukiman peninggalan sejarah yang bentuk arsitekturnya cukup unik. Salah satu bangunan yang merupakan cagar budaya adalah bangunan peninggalan karya besar para Suster Ursulin.

Dimulai dari kedatangan 5 suster Ursulin ke Surabaya pada 14 Oktober 1863 dengan membangun komunitas suster Ursulin di Kepanjen, kemudian berpindah di kawasan Jl. Raya Kupang, yang sekarang dikenal dengan Jl. Raya Darmo. Di kawasan biara para suster Ursulin inilah, kemudian didirikan SMA Santa Maria Surabaya pada 16 Juli 1951, yang kini terletak di pusat kota Surabaya, tepatnya Jalan Raya Darmo 49, Surabaya.

Para Suster Ursulin sudah sejak 1863 mengabdikan diri kepada kaum muda Kota Surabaya, sesuai dengan semangat Ordo Santa Urusula. Di Kepanjen, sudah ada macam-macam sekolah, tetapi belum ada Sekolah Menengah, yang zaman itu disebut: “H.B.S atau Hogere Burger School.” Banyak orang tua mendesak, supaya para Suster akan memulai sekolah tipe itu.

Sesudah memperbincangkan masak-masak soal tempat untuk H.B.S. yang akan dibangunkan, dan mendengar nasehat dari orang yang kompeten, maka akhirnya pada tanggal 27 Februari 1920 Komunitas Kepanjen dengan pemimpinnya Suster Augustine Korndörfer membeli sebidang tanah yang luas di Jalan Raya Kupang (Darmo).

Tanah itu luasnya 14.000 m2. Depannya menghadap Jalan Raya Kupang, sedang di belakang dibatasi Jalan van Imhoff, sekarang Tumapel. Disekelilingnya terdapat sawah yang luas dan angin laut segar yang dapat berhembus dengan bebas. Orang yang mendengar bahwa Suster Ursulin mau membangun Sekolah Menengah di daerah Jalan Kupang, menggelengkan kepalanya. Tindakan Suster Ursulin dianggap kurang bijaksana. Siapakah yang mau menyekolahkan anaknya di gedung Sekolah yang terletak di tengah sawah? Pasti sekolah itu tidak laku.

Pada waktu itu, pemimpin Suster Ursulin seorang yang wanita yang patut disebut dalam sejarah Ursulin di Surabaya. Namanya Suster Augustine Korndörfer. Mungkin Suster Augustine merasa cemas juga. Tapi dikemudian hari, sejarah biara Darmo membuktikan bahwa anggapan Suster Augustine dan Komunitasnya benar. Pada tanggal 24 Mei 1920 turunlah dari Uskup Batavia surat persetujuan untuk mulai membangun.

Maka segera diletakkan batu pertama dan fondamen yang kuat. Baru fondamen itu diselesaikan, maka orang tua sudah berduyun-duyun datang untuk mendaftarkan anaknya. Mereka takut tidak akan mendapat tempat. Dalam bulan Juni 1920 kelas I HBS sudah dibuka dengan 21 murid.
Sejak bulan Februari 1920 sampai Oktober sering diadakan perundingan dengan dua arsitek, yaitu Bapak Voets dan Hӳlkema mengenai gedung itu yang akan dibangun. Selama 10 bulan orang bekerja keras mendirikan gedung beton itu. sebetulnya gedung itu harus selesai bulan Juni 1922, tapi penyelesaian diundurkan beberapa waktu.

Orang-orang yang lewat Jalan Raya Kupang heran melihat arsitektur gedung itu. Bagian yang dibangun hanya tingkat pertama. Pada atap datar diatas tingkat pertama dibuat lapangan tennis yang baik, dimana angin segar menyenangkan para pemain. Dari atap datar itu orang dapat menikmati pemandangan yang mengagumkan. Atap itu dibuat sedemikian kuat, sehingga diatasnya dikemudian hari dapat dibuat tingkat kedua. Makin lama makin mendekati penyelesaiannya dan orang-orang harus bekerja keras untuk menyiapkan segala-galanya untuk upacara pembukaannya.

Pembukaan gedung baru pada tanggal 26 Juni 1922

Tanggal 26 Juni adalah hari istimewa dalam Sejarah Suster Ursulin di Surabaya. Pada tanggal 26 Juni 1922, sekolah yang baru di Jalan Raya Kupang dibuka.

Acara resmi dimulai dengan perayaan Ekaristi di Gereja Hati Kudus Jesus, oleh Rama Fleerakkers, S.J. Musik untuk peristiwa ini adalah komposisi khusus oleh seorang Suster dari Kepanjen dan anak-anak dari Panti Asuhan Santa Ursula memeriahkan upacara itu dengan nyanyian yang bagus.

Kemudian gedung diberkati, sesudah itu dengan resmi sekolah itu dibuka oleh Rama Fleerakkers, S.J. Upacara pembukaan itu dihadiri oleh banyak orang terkemuka. Semua orang amat senang dan para Suster memuji Tuhan atas segala- galanya yang telah dicapainya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *